Sebelum saya menulis, saya sempat berpikir bahwa ada apa
dengan generasi kita saat ini, mengapa fenomena kemungkaran dan kemaksiatan
disekitar kita ini semakin hari semakin marak, ada apa gerangan ?
Kemungkaran dan kemaksiatan semakin hari semakin merajela,
tak kenal batas umur dan tempat. Yang lebih miris adalah semakin tumbuh
kembangnya kemaksiatan yang dilakukan oleh sebagian besar orang berusia dini,
bahkan mungkin jika dalam kategori psikologis belum pantaslah seorang anak
sudah bertitel tersangka atau yang setara dengan itu.
Sedangkan bila kita menengok generasi Islam silam yang hidup
pada zaman Rasulullah atau Sahabat yang begitu hebat dan cemerlang, rasanya
malu nian kita untuk bercermin. Jomplang banget, ibarat pepatah jauh dari bumi
ke langit ...
Lalu apa sebenarnya yang membuat generasi khususnya pemuda
pada zaman Rasulullah dan Sahabat tersebut begitu berbeda dengan generasi
pemuda saat ini ???
Jawabannya adalah karena Generasi Pemuda pada waktu itu ditumbuh kembangkan dengan “Akhlak
Pencemburu”.
Lho kok pencemburu???
Eiiits cemburu yang dimaksud adalah karakter/Sifat ketidakrelaan diri
untuk terjerumus dalam sikap dan perbuatan yang tidak Allah Ridhai, baik
mencumburui diri sendiri maupun cemburu terhadap orang yang ada disekitarnya. Dan
cemburu terhadap orang-orang Shalih atas keshalihan dan amal-amal shalihnya.
Generasi itulah yang akan merasakan kegerahan dan
ketidaknyamanan pertama kali bila diri atau orang yang ada disekitanya berbuat
maksiat dan makar terhadap Allah, Rasul dan Islam. Generasi itulah yang akan
menjadi orang pertama yang menolak kemungkaran/kemaksiatan, baik dalam
tindakan, lisan maupun dalam hati mereka melalui doa yang dipanjatkan.
Rasa “cemburu”
karena Allah itu merupakan bukti nyata dari kasih sayang Allah kepada hambanya.
Kemudian yang menjadi pertanyaan, kepada siapa layaknya kita merawat
kecemburuan, kapan saat kita benar-benar mampu menikmati bahwa cemburu itu
merupakan wujud salah satu dari kenikmatan iman?
Cemburuilah
mereka manusia-manusia yang sudah mendapatkan predikat keshalihan, ditiap
sepertiga malam terahir mereka senantiasa bangun dengan segala cara upaya
mencurahkan segenap rasa kecintaan kepada Allah, dan di siang hari mereka
berjihad dalam langkah mereka ; mencari nafkah, mencari ilmu, berdakwah dsb.
Lalu
perlukah kita menjadi generasi pencemburu? Karena kita belum mampu untuk
melakukan seperti yang telah orang-orang shalih itu lakukan. Kalau Allah saja
cemburu jika kita minta sesuatu kepada selain-Nya, kenapa kita tidak cemburu
jika Allah memberikan anugerah keshalihan kepada para wali-Nya, kenapa kita
tidak cemburu ketika hak-hak Allah, Rasul dan Islam tidak tertunaikan atau
terdustakan ?
Inilah salah
satu perwujudan cemburu yang karena Allah.
Lalu adakah sifat “Pencemburu” yang ditumbuh kembangkan pada
diri setiap pemuda kita saat ini ?
Dan tentunya menjadi PR kita semua untuk muahasabah bersama.
Ingatlah Sahabat tak ada alasan bagi kita untuk membiarkan
kemungkaran/kemaksiatan dalam bentuk sekecil apapun, bahkan walau hanya menolak
dalam hati saja.
Rasulullah s.a.w. :
"Barangsiapa di kalangan kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah ia dengan tangan. Jika tidak tidak mampu, maka cegahlah ia dengan lisan. Jika itu juga di luar kemampuannya, maka cegahlah dengan hati Sesungguhnya (mencegah dengan hati) selemah-lemah iman." (HR. Muslim)
Dan “Jangan biarkan setiap detik kita lepas dari kebaikan” sebagai bentuk nyata kita untuk menjadi generasi pencemburu, yang senantiasa merindu kasih sayang Allah.
Allah Ta'ala berfirman,
"Apabila bumi digoncangkan
dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat
(yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi
begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena
sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)
kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan
bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan
mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa
pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS. Al
Zalzalah: 1-8)
Semoga
bermanfaat :)
Wallahu
a’lam
Salam Ukhuwah
YMYB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar