“Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk.”
(QS. Al Israa’ : 32)
Dari ayat tersebut di atas sudah
sangat jelas adanya larangan untuk mendekati
Zina. Jelas dan tegas sekali
Allah melarang hambanya terjerumus dalam perzinaan. Untuk mendekatinya
saja Allah sudah dengan tegas melarang, apalagi melakukannya.
Zina sendiri adalah termasuk pada perbuatan
yang Allah murkai dan akan berujung pada siksa juga kesengsaraan di dunia dan
akhirat. Lalu apakah aktivitas-aktivitas yang mendekatinya juga termasuk ?
Tentu saja, salah satu pintu masuknya syaitan dalam syahwat manusia adalah
melalui ZINA dan aktivistas serupa yang mendekatinya: berkhalwat, pacaran dalam
segala versi, karena dari hal yang kecil dan sepele dosa perzinaan itu terjadi.
Ketika seorang laki-laki dan
perempuan mampu menjaga fitrah diri dan memposisikan dirinya sesuai dengan
ketentuan ilahiah, secara otomatis laki-laki dan perempuan tersebut sudah
dengan benar memposisikan dirinya dalam kemuliaan. Begitu juga sebaliknya, jika
seorang manusia hanya bisa menggunakan dirinya untuk keuntungan dunia; pamer
kecantikan, ketampanan, kemolekan dan kegagahan tubuhnya, tidak menjaga
kehormatan dan kesucian dirinya, maka tak ubah manusia tersebut adalah sampah
di jalanan yang dapat dengan mudah kita buang dan kita abaikan, bahkan sampah
tersebutlah yang menjadi sumber penyakit untuk orang yang berinteraksi dengan
dirinya.
Bahkan dengan tegas fitnah dunia ini
nyata dalam satu perbuatan yang dinamakan dengan ZINA. Siapa yang menjadi
pelaku sekaligus objeknya, tiada lain adalah manusia-manusia yang menghina dinakan dirinya di hadapan Allah
dan Rasulnya.
Wanita adalah pintu masuk utama pada perzinaan.
Contoh real adalah adanya kemaksiatan dalam bentuk PACARAN. Memang pelaku
pacaran tidak hanya wanitanya saja akan tetapi sekaligus lelakinya juga. Tapi
bila ada benteng dan batasan yang tegas dibuat dan terlahir dari kesadaran
wanita terhadap perzinaan tersebut, mustahil ada lelaki yang akan berani
berzina dengan wanita tersebut. Begitu juga dengan sikap laki-laki yang tegas
dan menjaga, tidak mungkin ada wanita yang mampu menggoda dirinya untuk berzina.
Contoh nyata adalah kisah Nabi Yusuf as yang ketampanannya dalam Al-Qur’an
tidak diragukan lagi yang diajak berzina oleh Zulaikha, dan Allah menyelematkan
beliau melalui iman dan ketakwaannya.
Jadi kebohongan besar bila ada yang
mengatakan perzinaan tidak bisa dihindari.
CATET !!!
CATET !!!
Realita yang ada disekitar kita,
pezina laki-laki tentu berpasangan dengan pezina wanita. Itulah fakta tragis.
Seorang wanita yang ada iman dalam dirinya, tentu paham bagaiamana harus
memposisikan dirinya dihadapan Allah dan manusia. TIDAK MUNGKIN MAU BERZINA.
Wanita beriman akan dengan tegas
mengharamkan dirinya terjerumus dalam kehinaan dan menjadi objek seksual
(syahwat) dari seorang lelaki pezina. Bagi seorang wanita beriman, kemuliaan
dan kesucian dirinya menjadi mahkota yang Allah amanahkan untuk ia jaga sebagai
bentuk ketaatan dan manisnya iman, bukan sebaliknya mengganggap diri sebagai
barang dagangan, yang dapat ditukar alihkan, dari satu hati ke hati yang lain,
dari pelukan pezina lelaki satu ke lelaki pezina yang lain, bahkan lebih dari
itu berani menjadi objek pelampiasan syahwat bejad dari lelaki-lelaki
pezina dengan mengatas namakan CINTA dan KASIH SAYANG. Tak ubahnya
seperti angkot, siapapun bisa dengan mudah masuk dan keluar hanya dengan
hitungan waktu singkat dan rupiah yang
sama sekali tidak ada nilainya.
Ingatlah wahai sahabat, kesucian dan
kehormatan wanita dan laki-laki beriman adalah hadiah terindah dan agung dalam
sebuah pernikahan kelak. Bagaimana bisa dikatakan pernikahan itu suci bila
sudah didahului dengan perzinaan, boleh jadi itu adalah sebuah keterlanjuran
atau keterpaksaan dari aib yang sudah terlanjur ada. Kesucian dan kehormatan
wanita beriman adalah hadiah terindah untuk laki-laki beriman dalam
pernikahannya. Hal tersebut diterangkan pula oelh Allah dalam firman Nya :
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan
yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak
dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang
demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.”
(QS. An Nuur : 3)
Bahaya dari mendekati dan berbuat
zina ini semakin terbukti dari fakta yang terjadi di luar sana :
Bahkan dari Hasil Survei Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Tahun 2010) 62,7 persen remaja siswi SMP di Indonesia sudah
tidak perawan yang sekaligus menjelaskan
dengan prosentase yang sama ada pezina lelaki yang sudah tidak perjaka, Hasil lain dari survei itu
menyebutkan 93,7 persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 21,2 persen
remaja SMP mengaku pernah aborsi, dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernah
melihat film porno..
Astaghfirullah, itu baru SMP dan data Tahun 2010, tidak terbayang hari ini di
Tahun 2013, sudah berapa banyak lagi ... Na’udzubillah.
Lalu apa dampak dari perzinaan yang
salah satunya adalah AKTIVITAS PACARAN ? Inilah fakta yang dapat diurai secara
singkat :
1. Dosa Besar. Hilangnya iman dan rasa
malu kepada Allah dan manusia
2. Rusaknya ahlak
3. Banyak wanita yang harus menanggung
aib tidak perawan lagi bahkan hamil di luar nikah yang sekaligus aib yang ia
timpakan juga untuk orang tua dan keluarga
4. Pembunuhan dalam bentuk ABORSI
5. Semakin besar volume menularnya
penyakit kelamin
6. Kehinaan di dunia dan akhirat.
“Takutlah pada zina, karena sesungguhnya
dalam zina ada enam perkara (azab), tiga di dunia dan tiga di alhirat. tiga
perkara di dunia: hilangnya wibawa,pendeknya umur, dan menjadi miskin
selamanya. tiga perkara di akhirat, adalah, murka Allah’ jeleknya hisaban dan
siksa neraka”
[HR Baihaqi]
Masihkah bisa mengatakan jika pacaran
itu halal, pacaran itu maslahat, pacaran islami, pacaran ini dan itu yang
dijadikan alasan pembenaran diri, yang nyata pacaran adalah jalan masuk yang
paling empuk untuk perzinaan. Jangankan berzina fisik dalam bentuk menyentuh
bahkan melakukan hubungan suami istri, sekadar memikirkannya saja sudah
termasuk zina akal/pikiran. Dan ingatlah
Zina adalah salah satu dosa besar.
Sudah cukup membodohi diri bahwa
pacarannya islami, cinta karena Allah. Sadarlah tidak ada cinta karena Allah
berbaur dengan maksiat perzinaan. Bila cinta kita karena Allah, tentu kita
tidak akan rela diri kita dan orang yang kita sayangi menjadi budak syahwat.
Wallahu ‘alam
Semoga bermanfaat
Salam Ukhuwah
YMYB