Senin, 13 Oktober 2014

#BIRRULWALIDAIN

Belenggu Terlepas Berkat Doa Sang Bunda

   Abdurrahman ibn Ahmad menurunkan cerita dari Bapak: “Ada seorang wanita menghadap kepada Imam al-Hafidz Baqi ibn Mukhalid. Wanita itu mengadu, ‘Anakku ditawan oleh orang Romawi. Untuk menebusnya, aku hanya punya cincin kecil ini, yang aku sendiri tidak bisa menjualnya. Seandainya anda bisa menunjukkan kepadaku seseorang yang dapat menebusnya, aku tidak akan bisa lagi membedakan mana siang dan mana malam, mana tidur dan mana terjaga.” Sang Imam berkata, “Pulanglah Insya Allah, aku akan menimbang masalahnya.” Sepulangnya wanita itu, imam menundukkan kepalanya dengan bibir komat-kamit.

   Tidak lama setelah itu, wanita itu datang lagi. Tapi tidak lagi sendirian. Dia datang bersama anaknya. Dia menyapa sang imam seraya berkata. “Anakku telah pulang dengan selamat. Ada sesuatu yang ingin ia sampaikan kepada Anda.” Setelah dipersilahkan, anak itu berkata. “ Aku ditawan oleh seorang raja Romawi bersama beberapa tawanan lainnya. Kami dipekerjakan oleh seseorang suruhan saja. Setiap hari orang itu menggiring kami ke tempat bekerja. Dia mendorong-dorong kami supaya berjalan cepat, tapi kaki kami dibelenggu. Selepas Maghrib, ketika kami baru pulang dari tempat kerja, mendadak belenggu kakiku terlepas dan jatuh ke tanah.” Anak itu menyebutkan hari dan jam kejadian itu, yang ternyata bertepatan dengan hari dan jam ketika wanita itu datang menghadap sang imam, yang kemudian dia berdoa untuknya.

Anak itu melanjutkan, “Orang suruhan raja itu datang menghampiriku. Dia menuduh, ‘Engkaulah yang melepaskan belenggu itu?’ ‘Tidak. Ia terlepas dengan sendirinya dari kakiku,’ jawabku. Orang itu terheran-heran, kemudian melaporkan kejadian itu kepada teman-temannya. Dia datang bersama tukang besi untuk membelenggu lagi kakiku. Baru berjalan beberapa langkah saja, belenggu itu terlepas lagi. Semua yang ada di sana terheran-heran. Mereka pun memanggil para pendeta. Para pendeta itu bertanya kepadaku, ‘Apakah engkau masih punya ibu?’ Aku jawab’Ya.’ Mereka berkata, ‘Doa (Ibu)nya diijabah. Allah telah melepaskanmu dari belenggu itu. Kami tidak akan pernah bisa membelenggumu.’ Akhirnya aku pun dilepaskan. Mereka mengantarkanku hingga memasuki kawasan kaum muslimin.” (Al-Muntadzim, karya Ibnu Al-Jauzi, V/100-101; Al-Bidayah wa al-Nihayah, karya Ibnu Katsir, XI/56-57; Nafh ath-Thib, III/274)

Semoga bermanfaat :)


Wallahu a’lam


Salam Ukhuwah
YMYB


#BIRRULWALIDAIN

Selamat dari Bencana karena Berbakti kepada Orang Tua

   Ibnu Umar r.a meriwayatkan: Rasulullah s.a.w. bersabda, “ Ada tiga orang laki-laki sedang berjalan-jalan. Tiba-tiba hujan turun. Lalu mereka berteduh di dalam gua di sebuah gunung. Tiba-tiba pintu gua itu tertutup oleh sebongkah batu besar yang jatuh dari gunung di atasnya. Mereka pun terkurung di dalamnya.

   Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lainnya, ‘Coba ingat-ingat semua amal baik yang pernah engkau lakukan dengan tulus karena Allah s.w.t. Lalu berdoalah kepada Allah s.w.t. dengan amal kebaikan itu, mudah-mudahan Allah s.w.t. mengangkat batu besar itu.

   Seorang (yang pertama) segera berdoa, “Ya Allah, dulu aku punya orang tua yang sudah lanjut usia dan anakku masih kecil-kecil. Mereka tinggal bersama kami, dan aku mengurus mereka dengan baik. Sehabis pulang dari kerja, aku selalu memerah susu untuk mereka. Aku dahulukan kedua orang tuaku daripada anak-anakku. Suatu hari aku terlalu sibuk bekerja, sehingga harus pulang terlambat. Sampai di rumah, kedua orang tuaku sudah tidur. Seperti biasa aku langsung memerah susu. Kemudian aku bawa ke tempat tidur orang tuaku. Aku berdiri di dekat kepala mereka. Hatiku tidak sanggup membangunkan mereka dari nyenyak tidurnya. Aku juga tidak sanggup memberi minum anak-anakku terlebih dahulu sebelum kedua orang tuaku, sekalipun mereka merengek minta minum susu dihadapanku. 

   Aku terus menunggu mereka dan mereka tetap tidur hingga pajar menyingsing. Ya Allah, jika menurut-Mu apa yang aku lakukan  itu adalah semata-mata mengharapkan keridhaan-Mu, maka tolonglah aku dari kesulitan ini. Gerakkanlah, batu besar ini , sehingga kami bisa melihat langit.’ Berkat bakti tersebut Allah s.w.t. berkenan menolong mereka dengan menggerakkan sedikit batu besar tersebut, sehingga mereka bisa melihat langit.

Orang kedua juga berdoa, “Ya Allah, dulu aku punya seorang sepupu perempuan. Aku sangat mencintainya layaknya seorang laki-laki terhadap seorang perempuan. Suatu hari, aku memintanya agar melayani keinginan nafsuku. Dia mau, tapi dengan syarat aku harus memberinya uang sebanyak seratus dinar. Dengan susah payah aku berusaha hingga akhirnya akau mampu mengumpulkan uang sebanyak itu. Lalu aku bawa uang itu kepadanya. Ketika aku sudah duduk di antara keduan kakinya (untuk menyetubuhinya), dia berkata, ‘Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah. Jangan kau renggut kesucianku, kecuali menikahiku terlebih dahulu.’ Mendengar kata-kata tersebut aku bangkit dan membatalkan niat kejiku itu. Ya Allah, seandainya menurut-Mu apa yang aku lakukan itu adalah semata-mata untuk mencari keridhaan-Mu, tolonglah kami dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini.’ Allah s.w.t. pun berkenan menolong mereka. Batu besar itu bergeser lagi sedikit.

   Orang ketiga berkata, ‘Ya Allah, dulu aku pernah mengupah pekerja untuk menunggal padi. Setelah pekerjaanya selesai, dia berkata ‘Berikan upahku!’ Aku berikan upahnya. Namun dia  merasa upah yang dia terima tidaks sesuai dengan pekerjaannya. Dia tidak mau menerimanya dan meninggalkannya. Selagi aku menanam padi, aku bisa mengembangkan upah pekerja itu ke wujud ternak sapi beserta pengembalanya sekaligus.

   Suatu hari laki-laki itu datang kepadaku dan meminta, ‘Tidakkah engkau takut kepada Allah. Engkau jangan menzalimi aku lagi. Berikanlah hakku!’ Aku katakan kepadanya, ‘Ambillah sapi-sapi itu berikut anak-anaknya! Dia tidak percaya, ‘Takutlah kepada Allah Engkau jangan mempermainkan aku.’ Aku jawab’ ‘Aku tidak mempermainkanmu. Ambillah sapi-sapi itu berikut anak-anaknya.’ Percaya aku tidak main-main, sapi-sapi itu pun diambilnya. Lalu, pergi. Ya Allah, seandainya menurut-Mu apa yang aku lakukan itu adalah semata-mata untuk mendapatkan keridhaan-Mu, tolonglah kami dari kesulitan yang tinggal sedikit lagi ini.’ Dan, Allah pun menggeser batu besar itu.’ (Diriwiyatkan oleh al-Bukhari, X/404; Muslim, hal.2743)



Semoga bermanfaat :)


Wallahu a’lam


Salam Ukhuwah
YMYB

Minggu, 12 Oktober 2014

#BIRRULWALIDAIN






Anjuran Berbakti kepada Orang Tua dalam Al-Qur’an

Allah s.w.t. berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada ibu-bapaknya … .” (QS. An-Nisa : 36).

“Kami wasiatkan kepada manusia, supaya berbuat baik kepada ibu-bapaknya.” (QS. Al-Ankabut : 8)

Allah s.w.t. memuji Nabi Yahya Ibn Zakariya, yang tak pernah membangkang atau menyakiti orang tuanya. Dia memperlakukan mereka dengan baik, baik dalam berbicara ataupun dalam bertindak tanduk. Allah berfirman: “Dan berbuat baik kepada orang tuanya … .” (QS. Maryam : 14)

Pujian serupa diberikan kepada Nabi Isa a.s. Firman-Nya: “ Dan berbuat baik kepada ibuku … .” (QS. Maryam : 32)

Anjuran untuk berbakti kepada orang tua masih dapat kita temukan dalam ayat-ayat lainnya. Allah berfirman, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat (kepada-Nya).” (QS. Al-Isra’ : 23-25)

“… Berterima kasihlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Lukman : 14)
“Kami wasiatkan kepada manusia, terhadap ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan (menderita) kelemahan di atas kelemahan dan menceraikannya dari susuan dalam dua tahun (yaitu): Berterima kasihlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Lukman : 14)


Semoga bermanfaat :)


Wallahu a’lam


Salam Ukhuwah
YMYB











Jumat, 10 Oktober 2014

PACARAN KOK SEHAT








  PACARAN KOK SEHAT ...
 
 
  
إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ ... semakin nyata kemungkaran yang lahir dari pemikiran-pemikiran liberal dan anti Islam yang menyerang Aqidah, dengan tujuan untuk melumpuhkan kekuatan generasi muslim melalui pemikiran dan gaya hidupnya.

Jika pendidikan di negeri ini dimaksudkan untuk membangun dan membentuk karakter berakhlak mulia, rasanya sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi saat ini. 
 
Dalam Islam, PACARAN jelas-jelas merupakan perbuatan Zina yang akan merusak akhlak dan iman seseorang, lalu dari sisi mana bahwa ada pacaran itu sehat atau gaya pacaran sehat.
 
Mari kita luruskan kekeliruan ini, dengan saling mengingatkan. Karena generasi Islam masa depan adalah tanggung jawab kita semua sebagai umat muslim saat ini.
 
 
Dan ini adalah jawaban Allah tentang pacaran sehat, melalui firman-Nya :
 
 
 “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” 
 (QS. Al Israa’ : 32)

Dari ayat tersebut di atas sudah sangat jelas adanya larangan untuk mendekati  Zina. Jelas dan tegas sekali  Allah melarang hambanya terjerumus dalam perzinaan. Untuk mendekatinya saja Allah sudah dengan tegas melarang, apalagi melakukannya.
Zina sendiri adalah termasuk pada perbuatan yang Allah murkai dan akan berujung pada siksa juga kesengsaraan di dunia dan akhirat. Lalu apakah aktivitas-aktivitas yang mendekatinya juga termasuk ? Tentu saja, salah satu pintu masuknya syaitan dalam syahwat manusia adalah melalui ZINA dan aktivistas serupa yang mendekatinya: berkhalwat, PACARAN dalam segala versi, karena dari hal yang kecil dan sepele dosa perzinaan itu terjadi.
Ketika seorang laki-laki dan perempuan mampu menjaga fitrah diri dan memposisikan dirinya sesuai dengan ketentuan ilahiah, secara otomatis laki-laki dan perempuan tersebut sudah dengan benar memposisikan dirinya dalam kemuliaan. Begitu juga sebaliknya, jika seorang manusia hanya bisa menggunakan dirinya untuk keuntungan dunia; pamer kecantikan, ketampanan, kemolekan dan kegagahan tubuhnya, tidak menjaga kehormatan dan kesucian dirinya, maka tak ubah manusia tersebut adalah sampah di jalanan yang dapat dengan mudah kita buang dan kita abaikan, bahkan sampah tersebutlah yang menjadi sumber penyakit untuk orang yang berinteraksi dengan dirinya.
Bahkan dengan tegas fitnah dunia ini nyata dalam satu perbuatan yang dinamakan dengan ZINA. Siapa yang menjadi pelaku sekaligus objeknya, tiada lain adalah manusia-manusia  yang menghina dinakan dirinya di hadapan Allah dan Rasulnya.
PACARAN adalah salah satu pintu masuk utama pada perzinaan. Contoh real adalah adanya kemaksiatan dalam bentuk PACARAN. Memang pelaku pacaran tidak hanya wanitanya saja akan tetapi sekaligus lelakinya juga. Tapi bila ada benteng dan batasan yang tegas dibuat dan terlahir dari kesadaran wanita terhadap perzinaan tersebut, mustahil ada lelaki yang akan berani berzina dengan wanita tersebut. Begitu juga dengan sikap laki-laki yang tegas dan menjaga, tidak mungkin ada wanita yang mampu menggoda dirinya untuk berzina. Contoh nyata adalah kisah Nabi Yusuf as yang ketampanannya dalam Al-Qur’an tidak diragukan lagi yang diajak berzina oleh Zulaikha, dan Allah menyelematkan beliau melalui iman dan ketakwaannya. 
Jadi kebohongan besar bila ada yang mengatakan perzinaan tidak bisa dihindari atau bahkan SEHAT. 
CATET !!!
Realita yang ada disekitar kita, pezina laki-laki tentu berpasangan dengan pezina wanita. Itulah fakta tragis. Seorang wanita/laki-laki yang ada iman dalam dirinya, tentu paham bagaiamana harus memposisikan dirinya dihadapan Allah dan manusia. TIDAK MUNGKIN MAU BERZINA.
Wanita beriman akan dengan tegas mengharamkan dirinya terjerumus dalam kehinaan dan menjadi objek seksual (syahwat) dari seorang lelaki pezina. Bagi seorang wanita beriman, kemuliaan dan kesucian dirinya menjadi mahkota yang Allah amanahkan untuk ia jaga sebagai bentuk ketaatan dan manisnya iman, bukan sebaliknya mengganggap diri sebagai barang dagangan, yang dapat ditukar alihkan, dari satu hati ke hati yang lain, dari pelukan pezina lelaki satu ke lelaki pezina yang lain, bahkan lebih dari itu berani menjadi objek pelampiasan syahwat bejad dari  lelaki-lelaki  pezina dengan mengatas namakan CINTA dan KASIH SAYANG atau sebuah KURIKULUM. Tak ubahnya seperti angkot, siapapun bisa dengan mudah masuk dan keluar hanya dengan hitungan waktu singkat dan  rupiah yang sama sekali tidak ada nilainya.
Ingatlah wahai sahabat, kesucian dan kehormatan wanita dan laki-laki beriman adalah hadiah terindah dan agung dalam sebuah pernikahan kelak. Bagaimana bisa dikatakan pernikahan itu suci bila sudah didahului dengan perzinaan, boleh jadi itu adalah sebuah keterlanjuran atau keterpaksaan dari aib yang sudah terlanjur ada. Kesucian dan kehormatan wanita beriman adalah hadiah terindah untuk laki-laki beriman dalam pernikahannya. Hal tersebut diterangkan pula oleh Allah dalam firman Nya :
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.” 
(QS. An Nuur : 3)
Bahaya dari mendekati dan berbuat  zina ini semakin terbukti dari fakta yang terjadi di luar sana :
Bahkan dari Hasil Survei Komisi Nasional Perlindungan Anak (Tahun 2010) 62,7 persen remaja siswi SMP di Indonesia sudah tidak perawan yang sekaligus menjelaskan dengan prosentase yang sama ada pezina lelaki yang sudah tidak perjaka, Hasil lain dari survei itu menyebutkan 93,7 persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 21,2 persen remaja SMP mengaku pernah aborsi, dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernah melihat film porno.. Astaghfirullah, itu baru SMP dan data Tahun 2010, tidak terbayang hari ini di Tahun 2014, sudah berapa banyak lagi ... Na’udzubillah.
Lalu apa dampak SEHAT dari perzinaan yang salah satunya adalah AKTIVITAS PACARAN ? Inilah fakta yang dapat diurai secara singkat :
1. Dosa Besar. Hilangnya iman dan rasa malu kepada Allah dan manusia
2. Rusaknya ahlak
3. Banyak wanita yang harus menanggung aib tidak perawan lagi bahkan hamil di luar nikah yang sekaligus aib yang ia timpakan juga untuk orang tua dan keluarga
4. Pembunuhan dalam bentuk ABORSI
5. Semakin besar volume menularnya penyakit kelamin
6. Kehinaan di dunia dan akhirat.


“Takutlah pada zina, karena sesungguhnya dalam zina ada enam perkara (azab), tiga di dunia dan tiga di alhirat. tiga perkara di dunia: hilangnya wibawa,pendeknya umur, dan menjadi miskin selamanya. tiga perkara di akhirat, adalah, murka Allah’ jeleknya hisaban dan siksa neraka” 
[HR Baihaqi]
Masihkah bisa mengatakan jika pacaran itu halal/SEHAT, pacaran itu maslahat, pacaran islami, pacaran ini dan itu yang dijadikan alasan pembenaran diri, yang nyata pacaran adalah jalan masuk yang paling empuk untuk perzinaan. Jangankan berzina fisik dalam bentuk menyentuh bahkan melakukan hubungan suami istri, sekadar memikirkannya saja sudah termasuk zina akal/pikiran.  Dan ingatlah Zina adalah salah satu dosa besar.
Sudah cukup membodohi diri bahwa pacarannya islami, cinta karena Allah atau bahkan pacaran itu SEHAT. Sadarlah tidak ada cinta karena Allah berbaur dengan maksiat perzinaan. Bila cinta kita karena Allah, tentu kita tidak akan rela diri kita dan orang yang kita sayangi menjadi budak syahwat.
Wallahu ‘alam
Semoga bermanfaat
Salam Ukhuwah
YMYB