Selasa, 19 November 2013

"Jangan biarkan setiap detik kita lepas dari kebaikan"






Sesungguhnya jika Allah Ta'ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, "Bagaimana dikaryakannya itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Diberinya taufiq untuk beramal sholeh sebelum wafatnya." (Mashabih Assunnah)

Sahabat, bila kita cermati hadits di atas jelas sudah pesan Rasulullah tersebut, bahwa kebaikan yang dimaksud oleh Allah adalah amal sholeh yang senantiasa menjadi langkah seorang mu’min dalam mengisi kehidupannya sampai ajal menjemput dirinya, tidak ada perbuatan lain. Dalam sebuah kebaikan sudah berang tentu ada nilai kemanfaatan yang diusahakan dan dicapai, baik untuk dirinnya maupun untuk orang lain.

Mereka yang melakukan kebaikan dan beramal shaleh tersebut sudah barang tentu oarng baik dalam pandangan Allah, karena kebaikan yang dilakukannya didasarkan kepada Taufik, tuntunan dan perintah Allah SWT. Kebaikannya adalah definitif atau memiliki arti dan makna yang disandarkan kepada Al-Qur’an dan Hadits.

Lalu bagaimanakah sebenarnya orang baik tersebut ?

Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?" Nabi Saw menjawab, "Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya." Dia bertanya lagi, "Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?" Nabi Saw menjawab, "Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya."
 (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na'im)

Semakin jelas untuk kita sahabat, jika usia yang Allah karuniakan kepada kita bukanlah sesuatu yang harus kita sia-siakan, akan tetapi menjadi jembatan waktu kita untuk terus berinvestasi amal sholeh sebagai bentuk persiapan untuk kehidupan yang kekal abadi.

Lalu akankah setiap detik kita berlalu tanpa sedikitpun manfaat dan makna didalamnya? Tidak, itu bukanlah kebiasaan orang mu’min.  Seorang mu’min tahu pasti kebutuhan dirinya atas waktu yang ada pada dirinya. Kerugian besar jika sedetik pun dilalui tanpa berbuat apa-apa atau hanya diisi dengan kesia-siaan belaka.

Sekecil apapun bentuk dari kebaikan yang kita lakukan tentulah ada nilai dimata Allah, selama hal tersebut hanya ditujukan untuk keridhoan Allah semata. Jangan enggan kita untuk berbuat kebaikan meski sekedar tersenyum kepada saudaramu, atau mengucap salam. Itulah kebaikan. Dan ingatlah kebaikan yang kita lakukan Insyaa Allah akan berdampak kebaikan pula, terus dan terus seperti itu.

Banyak sekali kebaikan disekitar kita yang bisa kita lakukan, apalagi bagi seorang mu’min adanya kewajiban untuk beramar ma’ruf dan bernahi mungkar adalah jalan yang jelas.

Jangan pernah merasa berat dan ragu untuk berbuat kebaikan sahabat, karena sesungguhnya itulah kasih sayang Allah kepada kita. Kebaikan. Bahkan Allah sudah menjamin bahwa kebaikan yang kita lakukan tentulah akan mendatangkan pahala, seperti firman Allah berikut :

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Baqarah : 110)











Tidak ada komentar:

Posting Komentar