Kamis, 21 November 2013

Generasi Pencemburu


Sebelum saya menulis, saya sempat berpikir bahwa ada apa dengan generasi kita saat ini, mengapa fenomena kemungkaran dan kemaksiatan disekitar kita ini semakin hari semakin marak, ada apa gerangan ?

Kemungkaran dan kemaksiatan semakin hari semakin merajela, tak kenal batas umur dan tempat. Yang lebih miris adalah semakin tumbuh kembangnya kemaksiatan yang dilakukan oleh sebagian besar orang berusia dini, bahkan mungkin jika dalam kategori psikologis belum pantaslah seorang anak sudah bertitel tersangka atau yang setara dengan itu.

Sedangkan bila kita menengok generasi Islam silam yang hidup pada zaman Rasulullah atau Sahabat yang begitu hebat dan cemerlang, rasanya malu nian kita untuk bercermin. Jomplang banget, ibarat pepatah jauh dari bumi ke langit ...

Lalu apa sebenarnya yang membuat generasi khususnya pemuda pada zaman Rasulullah dan Sahabat tersebut begitu berbeda dengan generasi pemuda saat ini ???

Jawabannya adalah karena Generasi Pemuda pada waktu itu  ditumbuh kembangkan dengan “Akhlak Pencemburu”. 

Lho kok pencemburu???  Eiiits cemburu yang dimaksud adalah karakter/Sifat ketidakrelaan diri untuk terjerumus dalam sikap dan perbuatan yang tidak Allah Ridhai, baik mencumburui diri sendiri maupun cemburu terhadap orang yang ada disekitarnya. Dan cemburu terhadap orang-orang Shalih atas keshalihan dan amal-amal shalihnya.

Generasi itulah yang akan merasakan kegerahan dan ketidaknyamanan pertama kali bila diri atau orang yang ada disekitanya berbuat maksiat dan makar terhadap Allah, Rasul dan Islam. Generasi itulah yang akan menjadi orang pertama yang menolak kemungkaran/kemaksiatan, baik dalam tindakan, lisan maupun dalam hati mereka melalui doa yang dipanjatkan.
Rasa “cemburu” karena Allah itu merupakan bukti nyata dari kasih sayang Allah kepada hambanya. Kemudian yang menjadi pertanyaan, kepada siapa layaknya kita merawat kecemburuan, kapan saat kita benar-benar mampu menikmati bahwa cemburu itu merupakan wujud salah satu dari kenikmatan iman?

Cemburuilah mereka manusia-manusia yang sudah mendapatkan predikat keshalihan, ditiap sepertiga malam terahir mereka senantiasa bangun dengan segala cara upaya mencurahkan segenap rasa kecintaan kepada Allah, dan di siang hari mereka berjihad dalam langkah mereka ; mencari nafkah, mencari ilmu, berdakwah dsb.

Lalu perlukah kita menjadi generasi pencemburu? Karena kita belum mampu untuk melakukan seperti yang telah orang-orang shalih itu lakukan. Kalau Allah saja cemburu jika kita minta sesuatu kepada selain-Nya, kenapa kita tidak cemburu jika Allah memberikan anugerah keshalihan kepada para wali-Nya, kenapa kita tidak cemburu ketika hak-hak Allah, Rasul dan Islam tidak tertunaikan atau terdustakan ?

Inilah salah satu perwujudan cemburu yang karena Allah.
Lalu adakah sifat “Pencemburu” yang ditumbuh kembangkan pada diri setiap pemuda kita saat ini ?

Dan tentunya menjadi PR kita semua untuk muahasabah bersama. Ingatlah Sahabat tak ada alasan bagi kita untuk membiarkan kemungkaran/kemaksiatan dalam bentuk sekecil apapun, bahkan walau hanya menolak dalam hati saja.
Rasulullah s.a.w. :

"Barangsiapa di kalangan kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah ia dengan tangan. Jika tidak tidak mampu, maka cegahlah ia dengan lisan. Jika itu juga di luar kemampuannya, maka cegahlah dengan hati Sesungguhnya (mencegah dengan hati) selemah-lemah iman." (HR.  Muslim)
Dan “Jangan biarkan setiap detik kita lepas dari kebaikan” sebagai bentuk nyata kita untuk menjadi generasi pencemburu, yang senantiasa merindu kasih sayang Allah.
Allah Ta'ala berfirman,
"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS. Al Zalzalah: 1-8)

Semoga bermanfaat :)


Wallahu a’lam


Salam Ukhuwah
YMYB






Tidak ada komentar:

Posting Komentar